Langsung ke konten utama
KETUA DPR Setya Novanto penjual madu yang menikahi anak jenderal
Setya Novanto, Penjual Madu yang Menikahi Anak Jenderal
REFFOPB.BLOGSPOT.COM,- INDRAMAYU Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bpk Setya Novanto
kini tengah menanti nasibnya yang akan diputuskan Mahkamah Kehormatan
Dewan. Dia diduga mencatut nama Presiden Joko widodo untuk meminta jatah
saham ke PT Freeport Indonesia yang dilaporkan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Sudirman said kepada MKD.
Setya Novanto memang selalu jadi
kontroversi. Namanya dikenal publik ketika tersandung kasus Bank Bali.
PT Era Giat Prima, perkongsiannya dengan Djoko S. Tjandra—pemilik Mulia
Group—menjadi juru tagih cessie Bank Bali di empat bank yang dilikuidasi pemerintah.
Dari piutang Rp 904 miliar, Setya mendapat fee
Rp 546 miliar, yang diduga mengalir ke kas Partai Golkar. Kendati jelas
merugikan negara, kasus ini dihentikan Kejaksaan Agung. "Itu bukti saya
tak bersalah," kata Setya, September tahun lalu.
Dari kasus
itulah dia menjadi politikus andalan di Golkar. Jabatannya selalu
bendahara. Namanya disebut dalam banyak kasus korupsi yang berhubungan
dengan keputusan anggaran di parlemen. Dari suap anggaran Pekan Olahraga
Nasional di Riau, pengaturan tender kartu tanda penduduk elektronik,
hingga dugaan penyuapan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. "Saya
sering dituduh macam-macam," ujarnya.
Setya Novanto
mengaku tidak mudah dalam mengawali kariernya untuk menjadi sekarang.
Dia mengaku harus berjualan madu dan beras untuk menutupi hidup saat
kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Berbagai
pekerjaan dia lakoni, dari menjadi anggota staf penjualan PT Sinar Mas
Galaxy, diler mobil Suzuki, hingga menjadi model dan terpilih jadi pria
tampan Surabaya pada 1975.
Lulus kuliah, dia pindah ke PT
Aninda Cipta Perdana, penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik untuk wilayah
Surabaya dan Nusa Tenggara Timur, milik Hayono Isman, Menteri Pemuda dan
Olahraga kabinet Presiden Soeharto, yang tak lain teman sekelas Setya
di SMA Negeri 9 Jakarta. Menjadi penyalur pupuk itulah awal mula
persinggungan Setya dengan Nusa Tenggara Timur.
Selama tiga periode menjadi anggota DPR dari Golkar,
ia mewakili provinsi itu. Di Kupang, ia memiliki rumah 700 meter
persegi, dua lantai, yang dilengkapi kolam renang. Rumah itu belakangan
menjadi Novanto Center. Tiap kali berkunjung ke sana, ia rajin
menyumbang banyak gereja, petani, dan peternak.
Pada 1982, ia
balik ke Jakarta untuk meneruskan kuliah sarjana akuntansi di
Universitas Trisakti. Pekerjaannya di perusahaan pupuk tetap diteruskan
dan ia menumpang tinggal di rumah Hayono di Menteng. Menurut Leo
Nababan, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar, selain menjadi anggota staf,
Setya menjadi sopir pribadi keluarga Hayono.
Setya menikah
dengan Luciana Lily Herliyanti, putri Brigadir Jenderal Sudharsono,
mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat. Menjadi menantu
pejabat kepolisian membuat Setya punya akses ke dunia bisnis. Ia
dipercaya mengelola pompa bensin milik mertuanya di Cikokol, Tangerang.
Dari pompa bensin, usahanya merembet ke peternakan, kontraktor,
jual-beli bahan baku kertas, tekstil, hotel, hingga lapangan golf.
Perusahaannya tersebar di Jakarta, Batam, dan Kupang. Meski usahanya
berhasil, perkawinannya kandas. Ia bercerai dengan Lily dan menikahi
Deisti Astriani Tagor. Dari pernikahan itu, Setya memiliki empat anak.
Komentar
Posting Komentar